Seneng deh kalau datang kecara yang bahas seputar parenting karena selain bisa menambah ilmu tentunya aku juga jadi berusaha menerapkan kedalam kehidupan sehari-hari bersama keluarga tercinta. Jadi Mom... Weekend kemarin tepatnya Sabtu, 22 September 2018 aku main ke Indonesia Properti Expo di JCC. Pas banget disana ada booth Timah Properti di hall B JCC Senayan yang menyelenggarakan acara Parenting Talkshow dengan tema "Pengaruh Tempat Tinggal, Terhadap Tumbuh kembang Anak"
Acara ini dibuka oleh MC yang sudah sering aku temui yaitu Yosh Aditya juga dihadiri guest speaker oleh Reynitta Poerwito, Bach. Of Psych., M. Psi Psikolog Klinis dari Eka Hospital, BSD kemudain ada Mbak Zata Ligouw Editor in-Chief Lolamagz.id Teguh Suhanta Manager Realty Familia Urban.
Kata siapa stress itu hanya dialami oleh orang dewasa? nyatanya Anak-anak juga rentan stres. Masalah-masalah kecil dapat membuatnya tertekan dan bisa mengganggu konsentrasinya. Oleh karena itu, orangtua perlu memberi perhatian ekstra akan kesehatan mental mereka. Ada banyak cara untuk menekan tingkat stres anak, salah satunya adalah tinggal di lingkungan yang baik.
Menurut studi terbaru yang dimuat dalam the
journal Psychosomatic Medicine. Lingkungan yang baik ini meliputi tempat
tinggal dengan akses ruang hijau seperti taman, udara bersih, dan bahan makanan
yang berkualitas. Dalam penelitian terhadap 113 anak dari keluarga
berpenghasilan rendah yang tinggal di lingkungan buruk menunjukan tingkat
kortisol rata-rata - penanda biologis dari respon stress tubuh - mencapai 75
persen. Namun, ketika periset meneliti 32 anak yang berasal dari keluarga
berpenghasilan rendah dan tinggal di lingkungan lebih baik, hormon kortisol
turun hingga 45 persen.
Menurut Danielle Roubinov, peneliti temuan ini menunjukan
lingkungan tempat anak tumbuh adalah salah satu faktor yang memiliki efek
perlindungan terhadap kesehatan mereka. "Kortisol adalah ukuran dorongan
stres biologis, dan peningkatan kadarnya pada anak-anak berdampak buruk bagi
kesehatan fisik dan mental," tambahnya. Kadar kortisol yang tinggi
berhubungan dengan beberapa penurunan fungsi kesehatan. Misalnya, peningkatan
gula darah dan tekanan darah, nyeri punggung, penipisan tulang, obesitas,
insomnia, kecemasan serta kelelahan.
Thank you and have a nice day :)
Mbak Reynitta menjelaskan tenang Pengaruh Lingkungan Tempat
Tinggal terhadap Tumbuh Kembang Anak, Jadi Lingkungan yang buruk memang dapat
memengaruhi besar kecilnya tekanan/stress yang dirasakan anak. Karena anak-anak
banyak belajar dari lingkungan
sekitarnya dan perkembangan mental anak sangat dipengaruhi oleh mendukung atau
tidaknya lingkungan tempat anak tersebut tinggal.
3 Faktor Penunjang Kecerdasan Anak Dari Orangtua :
1. Observasi : Mengamati kegiatan dan memperkenalkan aktivitas yang dapat mengindentifikasi kecerdasan.
2. Stimulasi : Memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan berbagai macam kegiatan yang disukainya
3. Evaluasi : Mengevaluasi potensi dan kemampuan anak dari pencapaian yang diraihnya serta hambatan-hambatan yang ditemuinya selama proses pembelajaran.
Mbak reynita mengatakan seorang anak yang rentan atau tidaknya dia terhadap stress, juga bergantung pada pola asuh yang diberikan orang tua.
Faktor-faktornya antara lain; pola asuh yang tidak cocok dengan karakter anak,
kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung kebutuhan fisik secara
mentalnya, dan masalah yang tidak teratasi dengan baik. Lalu seperti apa
tanda-tanda seorang anak mengalami
stress? “Tidak percaya diri, mudah cemas, daya tangkapnya kurang, serta tidak
seimbangnya penerimaan stimulus dan reaksi.
Pengaruh Lingkungan Terhadap Level Stress Pada Anak :
1. Jumlah waktu bermain diluar mempengaruhi tinggi/rendahnya stress level pada anak (cortisol level research by International Journal of Enviromental Research and Public Health)
2. Pada anak yangs ehat : Level cortisol (hormon stress) meningkat di pagi hari, kemudian di pagi hari, kemudian menurun secara bertahap pada siang dan malam hari.
Mbak Zata juga sharing tentang pengalaman pribadinya dengan menjelaskan lingkungan buruk membuat anak merasa tidak nyaman. “Kala kecil
saya bersama keluarga pernah tinggal di
lingkungan yang sangat berisik dan banyak polusi. Kebetulan karena di sebelah
temapt tinggal kami adalah bengkel. Belum lagi karyawan bengkel yang semuanya
laki-laki sering bolak-balik di depan rumah membuat saya tidak nyaman. Secara
fisik mungkin belum kelihatan efeknya pada saya saat itu, namun secara psikis
saya sangat tidak nyaman. Untunglah tidak sampai seminggu orangtua saya
memutuskan untuk mencara tempat tinggal lain dengan lingkungan yang lebih baik
di mana di sekelilingnya ada kebun Nangka sehingga bisa puas bermain dengan
teman-teman di sana.’
Bermain gembira di luar ruang pada anak-anak saat ini
tampaknya sudah mulai banyak dilupakan. Dampaknya, anak-anak lebih dekat ke
permainan gawai yang membuat mereka menjadi kurang bergerak secara fisik maupun
kurang bersosialisasi. Padahal, beberapa studi merekomendasikan pentingnya
aktivitas bermain fisik di alam terbuka bagi anak, antara lain; The American
Academy of Pediatrics menyebut permainan jasmani di lingkungan terbuka
bermanfaat bagi kesehatan mental dan perkembangan psikososial anak.
Universityof Illinois melaporkan, kegiatan outdoor selama 30 menit, dapat
membantu anak dengan gangguan perhatian dan hiperaktivitas menjadi lebih
berkonsentrasi di sekolah serta lebih tenang di rumah.
Mengapa perlu membiarkan anak bermain di luar ruangan?
1. Frontiers in psych : Meningkatkan motivasi dalam belajar
2. Membangun rasa percaya diri terutama dalam bersosialisasi
3. Melatih sensor motorik
4. Belajar secara aktif
5. Menyehatkan fisik dan membentik pola pikir yang kreatif.
Tahu gak siy Mom?... Anak juga memiliki kebutuhan yang datangnya dari lingkungan
tempat tinggal. Apakah lingkungan tersebut sudah memenuhi kebutuhannya dalam
belajar dan mengeksplorasi, atau justru membatasi ruang geraknya selama masa
pertumbuhan. Kita sebagai orang tua juga harus memikirkan bagaimana anak-anak
kita akan belajar terutama dalam pengenalan ke dunia luar. Sehingga, hunian
yang menawarkan anak ruang gerak yang luas dan banyak hal yang dapat
dieksplorasi, akan sangat membantu anak dalam mencapai tumbuh kembang yang optimal.
Tugas utama orang tua/pengasuh/pendidik adalah untuk menciptakan atau menyediakan lingkungan yang positif agar dapat menunang perkembangan anak dan berusaha untuk mengawasi serta menghindari pengaruh lingkungan negatif yang dapat merusak atau menghambat perkembangan potensi anak.
Orang tua butuh lingkungan yang dapat dipercaya agar dapat memberikan kebebasan kepada anak untuk mengeksplor lingkungan sekitarnya.
Orang tua perlu tahu
1. Anak-anak belajar dari semua kegiatan yang mereka lakukan
2. Mereka melakukan sesuatu karena mereka mau/ingin
3. Secara alami mereka memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar
4. Tidak membatasi mereka dalam belajar (di dalam ruangan kelas)
Memilih hunian jenis rumah tapak menjadi pertimbangan mbak Zata
karena begitu banyak kegiatan sehat bersama si kecil yang bisa dilakukan di
landed house, seperti menjemur, jalan pagi dan lain-lain. Untuk saya pribadi,
‘menapak di tanah’ itu bikin saya merasa lebih hidup dan lebih aktif. Dari
pengalaman punya tiga orang anak, yang sejak kecil sudah dibiasakan
beraktivitas fisik di ruang terbuka (halaman dan taman), otomatis kemampuan
motorik kasarnya juga akan berkembang lebih cepat, tandas Zata.
Melihat adanya kebutuhan untuk memiliki rumah dengan halaman
yang cukup, Familia Urban sebagai sebuah kawasan hunian di belahan timur
Jakarta berusaha menjawab kebutuhan masyarakat tersebut. Debgab lokasi yang
tidak jauh dari gerbang tol Bekasi Timur, kawasan seluas 176 hektar ini tidak
hanya berfungsi sebagai tempat berteduh, tai lebih dari itu, tinggal di Familia
Urban akan mendapatkan sebuah rumah yang sesungguhnya, di mana penghuni dapat
menyatu dengan alam, dengan fasilitas ruang terbuka hijau, jalur pedestrian
yang aman, serta tempat tinggal yang berhalaman untuk anak beraktivitas fisik
serta bersosialisasi antar penghuni.
Kemudian pak Teguh Suhanta juga menjelaskan tentang Familia Urban memiliki konsep “Green Spaces” dan Walkable
Neighnourhood”. Green Spaces merupakan area hijau yang memiliki beberapa
fungsi, diantaranya sebagai penghijauan kawasan agar Familia Urban memiliki
kualitas udara yang baik. Konsep Walkable Neighbourhood diwakili dengan
banyaknya pedestrian dan brangang, konsep ini membuat penghuni Familia Urban
dapat melakukan banyak aktivitas dengan berjalan kaki sehingga dapat
bersosialisasi dengan penghuni lainnya yang didukung dengan area yang teduh.
Familia Urban dikembangkan dengan pendekatan kenyamanan bagi
penghuninya, di mana hanya 28 persen lahannya untuk kawasan redidensial.
Selebihnya untuk CDB 11 persen, Ruko 5 persen, Fasum Fasos 3 persen, Greenery
11 persen, Pond 9 persen, Main Boulevard 11 persen dan kawasan 22 persen.
Kawasan landed house (rumah tapak) ini dikembangkan oleh Pt. Timah Karya
Persada Properti (Timah Properti) yang merupakan anak Perusahaan dari PT Timah
(Persero) Tbl. Dengan memanfaatkan lahan milik PT Timah (persero) Tbk,
menjadikan kawasan ini memiliki status tanah yang sangat clear.
Harga rumah di kawasan ini dirilis mulai dari Rp. 460 jutaan
dan dapat diakses melalui empat akses tol yaitu Jati asih, bekasi Barat, Bekasi
Timur dan Tambun. Selain mengembangkan Familia Urban, Timah Properti juga
mengembangkan kawasan hunian lain, yaitu Payon Ponca di Pondok Cabe – Cirendeu,
Payon Kaladia – Kelapa Dua Depok dan kawasan Industri Berikat Yogyakarta
(Rencana)” Pungkas Teguh.
Pada 22-30 September 2018 Timah Properti mengikuti pameran
properti terbesar di Indonesia, yaitu Indonesia Properti Expo 2018. Bertempat
di : Hall B, No. 39-40, Jakarta Convention Centre, Senayan, Jakarta.
Menciptakan Lingkungan Minim Stress untuk anak :
Selain memiliki hunian yang menunjang anak untuk belajar dan bermain diluar, orang tua juga perlu untuk menciptakan lingkungan di dalam rumah yang minim stress:
- Berikan waktu tidur yang cukup pada anak
- Menjadi role model yang baik
- Biasakan untuk mengkomunikasikan perasaan
- Mendukung kebutuhan mentalnya, seimbnagkan dengan ekspektasi
- Luangkan waktu untuk berolahraga bersama
- Berikan perhatian yang tidak berbagi
Gimana Mom sudah menciptakan lingkungan stress untuk anak belum? atau ada cara lain yang Mom lakukan untuk si Kecil tidak mudah stress? kalau boleh tau share dong dikolom komentar siapa tau bisa jadi refrensi aku nanti yang bisa aku terapkan juga. Ok, sekian dari aku semoga bermanfaat dan sampai jumpa di blogpost berikutnya. Jangan lupa follow my Blog, IG. FB, Twitter dan Youtube.
0 comments:
Post a Comment