Hello Mom…
Semenjak punya anak tentunya aku sebagai orang tua sering
khawatir kalau si Kecil terserang penyakit. Hampir semua orang mungkin pernah
menderita diare. Diare bisa terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak. Dulu
waktu Safa menderita diare, sebagai ibu yang kesehariannya
dirumah pasti sedih kalau melihat anaknya sedang sakit. Saat kaka Safa menderita
diare kaka Safa menangis dan rewel. Selain itu, bahaya dari diare adalah
dehidrasi dan menjadi salah satu penyebab kematian di negara berkembang,
termasuk Indonesia. Wah aku sendiri sempet panik lho Mom… saat kaka Safa
terserang penyakit diare.
Mungkin bagi sebagian orang penyakit diare adalah penyakit
biasa, yang menganggap nanti juga bakal sembuh. Padahal diare nggak bisa di sepelekan,
kalau lama ditangani nyawa taruhannya. Menurut survey kesehatan nasional pada
tahun 2011 diare pernah berada di urutan ke-2 yang banyak menyebabkan kematian
pada anak-anak. Jadi penyakit ini harus di waspadai. Meskipun penyuluhan sudah
sering dilakukan tapi kalau kita sendiri nggak sadar dan peduli dengan penyebab
dan cara mengatasinya akan sulit untuk dicegah lho Mom…
Diare adalah buang air besar yang frekuesinya lebih sering
dan konsistensi tinja lebih encer dari biasanya. Selama terjadi diare, tubuh
akan kehilangan cairan dan elektrolit secara cepat. Pada saat yang bersamaan,
usus kehilangan kemampuannya untuk menyerap cairan dan elektrolit yang
diberikan kepadanya. Pada kasus yang ringan dimana proses penyerapan belum
terganggu, berbagai cairan yang diberikan kepadanya dapat mencegah dehidrasi.
Lebih kurang 10% diare disertai dehidrasi /kekurangan cairan secara berlebihan.
Bayi dan anak yang lebih kecil lebih mudah mengalami dehidrasi dibanding anak
yang lebih besar dan dewasa. Oleh karena itu, mencegah atau mengatasi dehidrasi
merupakan hal penting dalam penanganan
diare pada anak
Selain karena faktor makanan yang kurang higienis, ada
sejumlah faktor lain penyebab terjadinya
diare pada anak, yakni:
1. Infeksi virus. Rotavirus turut berperan menyebabkan
diare. Data WHO menyebutkan, sekitar 20 persen diare pada anak usia 6-24 bulan
disebabkan oleh virus ini.
2. Infeksi bakteri. Bakteri seperti Vibrio cholera,
Salmonella, maupun Escherichia coli juga menyebabkan kasus diare anak.
3. Antibiotik. Jika anak mengalami diare selama pemakaian
antibiotik, bisa jadi hal ini berhubungan dengan pengobatan yang sedang
dijalaninya. Antibiotik berperan membunuh bakteri baik dalam usus. Moms bisa
konsultasikan pada dokter mengenai hal ini.
4. Parasit. Infeksi akibat parasit meski sangat jarang juga
dapat menyebabkan diare. Penyakit giardiasis misalnya. Penyakit ini disebabkan
parasit mikroskopik yang hidup dalam usus. Gejala giardiasis diantaranya adalah
banyak gas, tinja yang sangat banyak dan berbau busuk, perut kembung, serta
diare.
5. Makanan dan minuman. Makanan atau minuman yang terlalu
pedas, masam, atau asin bisa menjadi penyebab diare.
6. Alergi makanan. Alergi makanan, seperti telur, kacang,
atau ikan, bisa menyebabkan berbagai reaksi, salah satunya diare. Namun,
sifatnya singkat atau hanya terjadi beberapa jam sampai makanan yang dikonsumsi
dikeluarkan tubuh.
7. Intoleransi Laktosa. Tubuh menolak makanan atau minuman
olahan susu, sehingga mengakibatkan diare pada anak.
Mom tau gak siy kalau kalau menderita diare kurang dari 14
hari, penderita mengalami diare akut dan jika lebih dari 14 hari, sudah
dipastikan penderita mengalami diare kronis/persisten. Selain itu ada 3 derajat dehidrasi diare yang tak
kalah pentingnya untuk diketahui;
1. Diare Tanpa Dehidrasi, ciri-cirinya jika pada Balita, ia
tetap aktif, memiliki keinginan untuk minum seperti biasa, mata tidak cekung,
dan tingkat kelenturan kulit kembali segera. Namun, Balita akan kehilangan
cairan <5% dari berat badan.
2. Diare Dehidrasi Ringan/Sedang, biasanya Balita mengalami
gelisah atau rewel, mata cekung, rasa haus meningkat, tingkat kelenturan kulit
kembali lambat, dan kehilangan cairan 5-10% dari berat badan.
3. Diare Dehidrasi Berat, ditandai dengan lesu/lunglai, mata
cekung, malas minum, tingkat kelenturan kulit kembali sangat lambat > 2
detik, dan kehilangan cairan >10% dari berat badan.
Sebelum panik membawa si Kecil ke rumah sakit, jika si Kecil
terserang diare dapat lakukan perawatan ini di rumah untuk mengatasi diare.
Beri minum dan makan
Minuman seperti jus buah segar, air kelapa, atau air putih
dapat menggantikan cairan yang sudah terbuang saat anak BAB. Jika anak muntah,
sebaiknya tunggu hingga 10 menit, kemudian mulai lagi memberinya minum secara
perlahan dan sedikit demi sedikit. Makanan tetap perlu diberikan pada anak yang
sedang diare. Meskipun ia menolak, usahakan agar Si Kecil mau makan sedikit
namun sering. Makanan yang masuk bertujuan untuk memberikan energi yang surut
ketika anak diare serta membantu anak tidak kehilangan berat badan berlebihan.
Berikan Si Kecil makanan yang lunak, seperti bubur nasi, bubur kacang hijau,
ikan atau daging yang dimasak hingga lembut.
Hindari pemberian makanan pedas, digoreng, atau mengandung
tinggi serat yang dapat memperparah penyakit ini. Jangan lupa cukupi kebutuhan
cairannya dengan memberikan air putih, susu, atau hidangan berkuah.
Larutan oralit
Oralit merupakan kombinasi antara garam dengan air putih.
Fungsinya membantu tubuh menggantikan cairan yang hilang akibat diare. Moms
juga bisa berikan larutan gula dan garam. Buat dengan cara melarutkan air putih
dengan enam sendok teh gula yang dicampur dengan setengah sendok teh garam.
Obat Diare Herbal
Pemberian obat diare anak tidak boleh sembarangan. Tapi Mom tak
perlu cemas saat buah hati mengalami diare, Entrostop Herbal Anak hadir untuk
mengatasi diare pada anak. Obat diare anak pertama di Indonesia.
Entrostop Herbal Anak mengandung berbagai bahan alami. Daun
jambu biji dan ekstra daun teh menghentikan diare dan mencegah sekresi air
penyebab dehidrasi. Ekstra kunyit
mengatasi perut kembung, mual dan mulas. Ekstra jahe berfungsi
menghangatkan tubuh. Entrostop Herbal Anak sendiri diproduksi oleh Kalbe Farma
dalam bentuk sirup rasa jambu yang disuka anak-anak sehingga mudah dikonsumsi
dengan nyaman. Entrostop Herbal Anak
bisa ditemukan di apotik, swalayan dan berbagai toko obat terdekat tanpa
harus menyertakan resep dari dokter.
Kandungan Entrostop
Herbal Anak
Entrostop Herbal Anak mengandung zat aktif dengan nama dibawah
ini:
- Ekstrak daun Jambu biji
- Ekstrak curcuma domestica
- Ekstrak camellia sinensis
- Ekstrak zingiber rhizoma
Fungsi Entrostop
Herbal Anak
Secara umum, Entrostop Herbal Anak dapat digunakan untuk
membantu mengobati dan mengurangi perkembangan dari beberapa jenis penyakit, contohnya:
- Melancarkan sistem pencernaan penderita anak
- Melancarkan proses buang air besar anak
- Mengatasi diare pada anak
- Membantu memadatkan feses dan menghentikan buang air besar
berlebihan
Dosis Penggunaan
Entrostop Herbal Anak
Dengan tujuan untuk membantu dan memeprcepat proses
penyembuhan penyakit diatas, Entrostop Herbal Anak perlu diterapkan sesegera
mungkin dengan beberapa macam kondisi. Berikut beberapa jenis dosis yang bisa
disesuaikan dalam penggunaan Entrostop Herbal Anak:
- Untuk pengguna usia anak, dapat digunakan Entrostop Herbal
Anak sebanyak 3 kali sehari sebanyak 1 sachet setelah buang air besar
- Untuk pengguna usia dewasa, dapat digunekana Entrostop
Herbal Anak sebnyak 3 kali sehari 2 sejumlah 2 sachet setelah buang air besar
Nah Mom… untuk tindakan selanjutnya jika si Kecil menderita
diare berkelanjutan segera ke Rumah Sakit jika:
- Diare berlangsung lebih dari 2 hari.
- Beberapa kali mengeluarkan tinja cair dalam 1 jam.
- Tinja yang keluar berwarna kemerahan, yang artinya bercampur
dengan darah.
- Sering muntah-muntah.
- Tubuh anak demam hingga lebih dari 39 derajat C.
- Anak haus tapi menolak ketika diminta minum cairan atau
air.
- Tubuh sangat lemas, bahkan sampai tidak memiliki tenaga.
Menurut aku alangkah baiknya jika dapat mencegah daripada
mengobati si Kecil akibat terserang diare. Dukung stimulasi anak-anak untuk
mencuci tangan dengan baik dan rutin, terutama setelah menggunakan toilet atau
setiap akan menyentuh makanan. Tunjukkan kebiasaan sehari-hari dengan mencuci
buah dan sayuran hingga bersih sebelum dimakan. Selain itu, lindungi si Kecil
dari kontaminasi bakteri dengan menyediakan air minum dan bekal makanan yang
dibuat sendiri di rumah.
Bagi aku sebagai orang tua yang pernah mengalami anaknya
menderita diare hal ini sebagai pelajaran agar tidak lagi makan sembarangan
atau tidak bersih. Sebab, diare tidak hanya menghambat aktivitas bermain dan
bereksplorasi, tapi juga mengganggu proses belajar dan tumbuh kembangnya.
0 comments:
Post a Comment